Hermeneutika dan Teks Ushul Fiqh
DOI:
https://doi.org/10.30631/alrisalah.v13i01.418Keywords:
Hermeneutik, Ushul Fiqh, FiqhAbstract
Titik persimpangan antara pemikiran Imam Syaï¬â€™i sebagai pengarang dengan apa yang dipahami dari Gadamer dari segi hermeneutika ï¬losoï¬s. Pertama, bagi imam Syaï¬â€™i, teks diobjektivasi dan cara-cara seperti tetap berlaku hingga sekarang: teks ushul dipengaruhi oleh teks hegemonik al-Qur’an. Pengikut Syaï¬â€™iyah banyak yang meyakini bahwa penggalan kalimat dalam al-Risalah adalah penggalan kebenaran. Sementara bagi Gadamer, bukan penggalan kalimat yang diyakini sebagai kebenaran, karena ‘kata’ adalah milik situasi. Berubah situasi, berubah kata. Maka kebenaran adalah sesuatu yang harus disingkap terus dari balik teks. Di dalam teks terdapat “mutiara hikmah†yang harus terus diasah. Tidak ada kebenaran ï¬nal, dan “sumur kebenaran†tak pernah kering. Kedua, arti penting “sejarah berdampak’ untuk aktualisasi diri kontemporer nampaknya masih sangat asing dalam tradisi Syaï¬â€™iyah khususnya.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2018 Al-Risalah: Forum Kajian Hukum dan Sosial Kemasyarakatan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

